Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2020

Puisi Akrostik

Puisi Akrostik Malu, Diam, Bisu Rahmi Suryati R asa kian terpaku, malu tuk beranjak  A sa bagai kabut yang menyelimut diatas ambang keyakinan H ilang, lalu tiba-tiba datang menyeret angin beku M emberi tanda, keadaan akan segera berbalik I lusi kian berburuk sangka M enyenggak diri yang tak bisa apa-apa A ngan terus mengikat tubuh N estapa pada akhirnya I ngin sesekali terlibat, namun diri terus membisu kaku S esudah itu pikiran kian beremuk

Garis Batas

Garis Batas Rahmi Suryati waktu membawa kita kedalam rasa yang berbeda. Di pertemukan dengan seseorang yang baru,  Memang bukan 'selalu' untuk menjadi tempat bertumpu, tumpah keluh kesah bukan? Berharap  bersua dengan yang serupa, Rupanya waktu tak mau membawa kita kedalam ruang yang sama. Mulai mencoba akrab, ketika waktu mulai beranjak.  Kemudian hilang di luar batas

Tentang Perjalanan

Tentang Perjalanan  Karya : Rahmi Suryati Banyak rasa yang terus merasai  Banyak luka yang terus melukai Ia yang terus berusaha demi mengejar kemenangan Ceritanya seolah membawa kedalam jurang pemisah Terjerembab di dalam ruang kosong penuh keraguan Memilih jeda dalam kebingungan  Atau melaju tanpa arah ? kedua nya terus beradu tanpa kebenaran

Berpura-pura

Berpura-Pura Karya : Rahmi Suryati sudah habis semuanya.. sudah hilang diseret laku.. siapa? tertawa? hening? dan diam? basah tak lagi ingin kering, heran, tak ingin lagi menjadi tahu.. karna sudah kenal dengan laku.. lalu untuk apa mencari ? Jika waktu boleh berhenti sejenak. aku ingin tidak berpura pura nyatanya waktu terus berlari semakin cepat,  pena akan terus menggoreskan tintanya diatas kertas, menulis sebuah cerita agar esok bisa dikenang. sebab dari sandiwara, tak ada tinta untuk ku melainkan hanya setetes,  hanya titik hitam diselembar kertas putih. kesalahan, kelalaian, kesilapan dan kekeliruan. karena waktu tak bisa kembali. biar ku ambil alih pena itu, kan ku tulis tentang sebenarnya, dan kali ini tidak sedang berpura-pura.